Jam Tangan Aceh Jaya

Jumat, 22 November 2019

JAM TANGAN ACEH JAYA


Pada 2010, Jaeger-LeCoultre merilis salah satu misal horologi tinggi sangat agung yang pernah terdapat di dunia. Rilis ini memutuskan standar baru dalam jam tangan ultra-rumit, tidak melulu membanggakan repeater satu menit, turbillon terbang, dan grafik selestial penuh, tetapi pun dalam inovasi yang belum pernah tampak sebelumnya yang menandai pengamalan komplikasi yang disegani ini. Jaeger-LeCoultre mempunyai sejarah penemuan dan penemuan yang termasyhur, kelanjutannya yang sering menciptakan ketidakmungkinan penciptaan jam, dan ditaklukkan dengan sarat empati. Tekad cikal bakal yang mendefinisikan brand  ini, paling nyata dalam 527 unsur mahakarya mereka; Komplikasi Grande Tradisi Master Grande. Ini ialah arloji yang tidak pernah bisa direalisasikan oleh pabrikan lain, yang memerlukan pengalaman, keahlian, dan perfeksionisme yang kejam secara intrinsik untuk Jaeger-LeCoultre. Empat tahun sesudah peluncurannya, Komplikasi Grande Master Grande Tradition masih unik pujian obsesif, penuh superlatif, menawarkan empiris mendalam mendalam untuk siapa saja yang lumayan istimewa untuk mengejar itu.


Yang gampang kelihatan pada dial jam tangan ini ialah tourbillon terbang-baru yang estetis milik Jaeger-LeCoultre. Pelarian berputar lazimnya didukung oleh jembatan di sisi atas dan bawah, meyakinkan organ pengatur stabil dengan memuaskan, dan karenanya tahan terhadap ketidaktepatan yang berhubungan dengan guncangan. Namun, menilik bahwa tourbillon mungkin ialah yang sangat memikat secara visual dari seluruh mekanisme jam tangan, menambah ketahanan, visibilitas, dan transparansi dari semua pelarian sudah lama menjadi aspirasi untuk para pembuat jam tangan terkemuka. Tourbillon 'terbang' ini dilantunkan karena dalil ini, dengan jembatan sisi atas dilepas seluruhnya, menawarkan pemandangan yang sangat estetis ke jantung detak arloji.

Untuk kesatu kalinya dalam arloji haute-horlogerie, tourbillon terbang pun menunjukkan masa-masa sidereal. Harmonisasi indikasi surgawi dengan pelarian tersebut sendiri ialah sebuah masterstroke. Tidak melulu tourbillon terbang melayang secara misterius di atas dial, semua peta langit pun berputar, menggambarkan waktu surgawi. Tersembunyi di bawah dial ialah keajaiban teknis yang memungkinkan indikasi mendetail ini, terdiri dari sejumlah disk yang digerakkan secara independen dan bantalan bola keramik. Sementara inovasi teknis spesifik yang memungkinkan interaksi cepat bakal tetap menjadi misteri untuk penggemar, pencapaian estetika tidak bisa dipungkiri. Kedalaman dial tersebut spektakuler, diperkaya oleh warna biru langit yang berkilau dan berlapis-lapis. Efek visual dari Master Grande Tradition Grande Complication pasti saja menempatkannya salah satu ciptaan terbesar di zaman kita, namun, terdapat sesuatu dalam arloji ini yang bahkan lebih mengesankan: suaranya.

Ada tiga komponen yang dibutuhkan untuk menciptakan repeater kecil: palu dan gong, pegas repeater, dan regulator. Selama sejumlah generasi, pembuat jam sudah bereksperimen dengan masing-masing jenis pengaturan, bahan, bentuk, dan ukuran guna bagian-bagian ini, semuanya dalam memburu peningkatan resonansi, kejelasan, dan volume mentah ketika waktu ditimpali. Di antara tidak sedikit penggemar, Jaeger-LeCoultre barangkali tidak menerima pernyataan yang pantas atas kontribusinya pada peradaban teknologi berulang. Tampaknya terlalu tidak jarang dilupakan bahwa mereka bertanggung jawab atas dua inovasi sangat revolusioner, yang bahkan ketika ini menjadi ciri repeater terbaik. "Regulator senyap" dan "gong katedral" dua-duanya dipatenkan pada tahun 1895, dan mewakili lompatan maju dalam kualitas suara yang dapat didapatkan dari arloji mekanis yang relatif kecil. Kedua penemuan Jaeger-LeCoultre ini ditemukan dalam Komplikasi Master Grande Tradition Grande, dengan kinerjanya dinaikkan oleh teknologi modern, dan paling mengesankan.

"Palu trébuchet" Jaeger-LeCoultre teranyar berkontribusi pada kualitas suara borongan repeater melewati mekanisme dual-axis, yang memungkinkan mereka guna mempercepat dengan cepat ketika aktivasi, menyerang gong dengan kekuatan yang luar biasa. Faktanya, sedangkan sistem palu tradisional melulu menggunakan 20% dari total daya yang ditawarkan oleh pegas-pengulang, palu trébuchet dapat menghasilkan lebih dari 80%. Ini "gong katedral" disusun dengan luas penampang persegi, dirancang untuk meluangkan area permukaan yang dibutuhkan untuk penambahan kekuatan serangan palu.

0 komentar

Posting Komentar